KBBI Resmi Sahkan Kata “Palum” sebagai Lawan Kata “Haus”, Apa Artinya?

Edukasi Pemerintahaan

ayokutip.com – Baru-baru ini, netizen Indonesia dihebohkan—ya, KBBI secara resmi menetapkan “palum” sebagai lawan kata dari “haus”. Maknanya? Sudah puas minum; hilang rasa haus. Meski terdengar singkat, keputusan ini cukup fenomenal karena selama ini kita cuma bilang “tidak haus” atau “sudah minum”.

Makna “Palum” Menurut KBBI

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), “palum” berarti “sudah puas minum; hilang rasa haus”. Ini bukan cuma kata fiksi: kata ini benar-benar masuk ke KBBI edisi daring per 8–10 Juli 2025.

Kalau “haus” berarti kerongkongan terasa kering dan perlu minum, maka “palum” adalah kondisi sebaliknya: ketika dahaga sudah hilang, tubuh puas cairan. Singkat, tapi matangnya ekspresi. Misal, kamu abis minum banyak air kelapa dan merasa tenang, ya kamu bisa bilang, “Aku udah palum.” Lebih ringkas dan menggigit dibanding “sudah minum”.

Kenapa singkat itu keren? Karena penggunaan kata tunggal memberi efisiensi dan elegansi bahasa. Dengan “palum”, kita nggak perlu lagi pakai frasa panjang seperti “sudah tidak haus” atau “sudah cukup minum”, cukup pakai satu kata kaya makna.

Pada akhirnya, kehadiran “palum” bikin KBBI makin lengkap dan inklusif, merangkul kosakata dari bahasa lokal sebagai peningkatan daya ungkap bahasa nasional.

Asal Usul & Proses Masuk ke KBBI

Akar dari Bahasa Batak Pakpak

“Palum” berasal dari bahasa Batak Pakpak, suku di Sumatra Utara: Dairi, Pakpak Bharat, Humbang Hasundutan, Tapanuli Tengah, serta pesisir Aceh Singkil–Subulussalam. Ini bukan kosa kata rekaan, tapi bagian dari warisan budaya lokal yang punya makna spesifik.

Dalam Kamus Pakpak–Indonesia (Tindi Radja Manik, 2002), “palum” diartikan juga sebagai “sembuh dari dahaga”. Jadi asli dan punya akar tradisi, bukan dipaksakan.

Proses resmi pencantuman di KBBI

Entri “palum” diajukan sejak 2024 oleh Redaksi KBBI berdasarkan sumber tadi. Setelah melalui verifikasi panel ahli bahasa, penelitian makna, bukti penggunaan, dan relevansi budaya, akhirnya disetujui dan dirilis pertengahan Juli 2025.

Ini proses penting, karena KBBI nggak sembarang masukkan kata daerah. Harus ada statistik penggunaan, pendokumentasian ilmiah, dan kesepakatan bahwa kata ini punya tempat dalam bahasa umum.

Kenapa “Palum” Viral di Media Sosial

Hanya butuh beberapa hari, istilah “palum” langsung jadi trending topik di Twitter, TikTok, dan Instagram.

Alasan viralnya karena pengguna online sering bilang “haus nih”, lalu merasa butuh lawan kata yang baku. Begitu tahu ada “palum”, mereka langsung excited.

Contohnya, penyanyi TikTok Bunga Reyza bikin konten komentar soal “palum” dan “galgah”, bikin penasaran netizen wongk sendiri jadi viral.

Di komunitas linguistik online dan forum gaya hidup, banyak yang bilang:

“Aku sudah palum!” feels satisfying, concise uyeah.

Netizen lain membandingkan: “Kalau lapar-kenyang, haus‑palum. Mantap!” Respons pengguna media sosial beragam: dari yang terbengong, senang akhirnya ada alternatif elegan, sampai bikin meme kreatif. Ini bukti bahwa bahasa hidup ketika dipakai dalam keseharian orang biasa.

Perbandingan dengan Alternatif Lain

Sebelum ada “palum”, kita biasanya pakai “tidak haus”, “lega”, “segar”, atau “puas”. Namun beberapa pakar bahasa bilang antonim untuk “haus” tidak spesifik, jadi biasa pakai negasi. Dora Amalia (Kemdikbud) menyebut “lega” atau “puas” bisa digunakan, tapi itu bukan antonim khusus.

Perbandingan:

  • tidak haus: jelas arti, tapi berupa frasa panjang dan kurang padat;

  • lega/segar/puas: lebih ekspresif, tapi makna bisa tumpang tindih (bisa merujuk emosi, kondisi fisik tanpa spesifik ke haus);

  • palum: padat, khusus, langsung menyampaikan hilangnya rasa haus.

Jelas, “palum” lebih presisi dan kaya nuansa, mendekati fungsi antonim ideal.

Contoh Penggunaan dalam Kalimat

Berikut contoh kalimat yang bisa langsung dipakai di blog, konten media sosial, maupun pengajaran bahasa:

  1. Sehabis olahraga pagi, dia minum banyak air mineral dan bilang,
    “Wah, aku udah palum nih!”
    → menandakan dahaga teratasi sepenuhnya.

  2. Pas perjalanan jauh, aku berhenti, beli air kelapa, dan langsung:
    “Enak banget, palum.”

  3. Buat anak kecil, contohnya,
    “Setelah minum susu, nak palum, jadi tenang dan langsung tidur.”

  4. Dalam iklan minuman, bisa ditulis:
    “Minum satu botol, palum seketika!”

  5. Materi bahasa Indonesia, guru bisa ajarkan sebagai kosakata antonim “haus” satu kata.

Dengan banyak contoh, istilah ini bakal cepat dikenal dan digunakan di sehari‑hari. Bisa jadi bagian tren gaya hidup sehat, misalnya: “Demi tetap palum, jangan lupa bawa botol minum!”.

Manfaat dan Dampak untuk Bahasa & Budaya

Kemunculan “palum” penting bukan hanya secara linguistik, tapi juga budaya & sosial.

1. Pelestarian bahasa daerah

“Palum” menunjukkan bahwa ekspresi lokal dari Pakpak punya tempat di bahasa nasional. Ini modal penting untuk melestarikan ragam budaya lewat bahasa.

2. Pengayaan kosakata bahasa Indonesia

Dengan kata ini, Bahasa Indonesia semakin kaya dan elegan. Pengguna tidak lagi bergantung frasa deskriptif panjang.

3. Kesadaran multikultural

Publik makin peka bahwa bahasa Indonesia adalah produk berbagai budaya. Ini memberi penghargaan terhadap akar etnis di nusantara.

4. Literasi kreatif & edukatif

Penulis, konten kreator, pengajar bisa bikin konten edukasi menarik: artikel tentang “10 kosakata daerah yang masuk KBBI”, infografik, dan challenge “gunakan palum”.

Tantangan dan Potensi Hambatan

Walau berpotensi besar, beberapa hal perlu diperhatikan:

  1. Adopsi di praktik sehari‑hari
    Butuh waktu sebelum “palum” masuk keseharian. Dibandingkan kata seperti “kenyang”, kata baru perlu edukasi intensif agar familiar bagi publik luas.

  2. Kurangnya publikasi formal
    Media mainstreem perlu liputan lebih luas, serta lembaga pendidikan memasukkan tulisan-saran soal “palum” di buku pelajaran dan kamus pelajar.

  3. Persaingan dengan kata lain
    Orang akan terus pakai “lega” atau “segar”. Tantangannya: menekankan keunikan “palum” sebagai satu‑kata spesifik.

  4. Risiko diklaim sebagai tren sesaat
    Kalau nggak digerakkan sustain, bisa jadi cuma tren viral temporer tanpa terbentuk budaya pakai jangka panjang.

Ringkasan Fakta

Aspek Fakta
Kata palum
Makna sudah puas minum; hilang rasa haus
Asal bahasa Batak Pakpak
Masuk KBBI Juli 2025
Contoh Sehabis minum, aku langsung palum
Alternatif lama tidak haus, lega, puas, segar
Manfaat pengayaan kosakata, pelestarian budaya

Kata “palum” adalah lawan kata sah dari “haus” dalam Bahasa Indonesia. Berasal dari bahasa Batak Pakpak dan resmi tercantum di KBBI pada Juli 2025, artinya sudah puas minum; hilang rasa haus. Kata ini menawarkan alternatif padat dan tepat dibanding frasa panjang atau istilah umum seperti “lega”. Dengan contoh nyata dan konten kreatif, “palum” punya potensi besar untuk menjadi bagian keseharian kita.

Ke depannya, mari kita dorong agar “palum” bukan sekadar tahu, tapi dipakai. Mulai dari posting media sosial, naskah iklan, hingga pelajaran di sekolah. Jadikan ini contoh pelestarian kosakata daerah lewat bahasa nasional. Dengan begitu, kita nggak cuma membangun Indonesia yang literat, tapi juga yang menghargai budaya lokal dan ekspresi bahasa yang ekspresif.